I Dreamt We Did Our Laundry Together, from Whatever, Dad’s Warsh_Tippy and Zelda
Kalau Naura bilang iya,
Mereka akan pergi ke laundry setiap hari. Mereka akan mendengarkan lagu di jalan menuju laundry. Naura boleh memilih lagunya. Mereka akan mengobrol sambil menunggu mesin cuci berputar.
Kalau Naura bilang iya,
Gadis itu boleh masuk kamarnya dan duduk dimanapun dia mau. Dia akan menyemprotkan parfum kesukaannya sebelum Naura masuk. Dia akan menghilangkan bau rokoknya sebelum Naura masuk. Mereka akan membaca komik-komik koleksi nya yang dia beli dari uang tabungannya waktu kecil. Mereka akan mendengarkan lagu dari turntable miliknya. Naura boleh memilih lagu kesukaannya.
Kalau Naura bilang iya,
Dia akan membuatkan lagu untuknya setiap hari. Dia akan memainkan lagu apapun yang Naura suka. Dia akan mengadakan konser musik untuk Naura seorang.
Semoga Naura bilang iya.
Mereka pergi ke laundry lagi. Tapi, Naura belum bilang iya. Sudah seminggu lewat dan Naura belum memberikan jawaban. Dia berlagak seolah tak ada apa-apa. Dia tetap datang ke rumah mengantarkan makanan. Dia menyapanya di kampus. Dia mengajaknya ke laundry hari ini, seperti tidak ada apa-apa. Tadi pagi, dia datang dengan senyum lebar, membawa tas pakaian kotor. Naura memang aneh dan menyebalkan. Alegra masuk ke dalam rumah. Mengambil baju bersih dan memasukkannya ke dalam tas baju kotornya. Dia rajin pergi ke laundry seminggu belakangan. Kalau gundah gulana, dia akan mencuci baju, membersihkan rumah, dan mengerjakan tugas. Sudah seminggu dia rajin luar biasa. Jadi, dia tidak punya baju kotor. Alegra menyemprotkan beberapa semprot parfum ke tubuhnya sebelum keluar.
Mereka berjalan kaki menuju laundry. Entah siapa yang mengajak jalan kaki, tiba-tiba mereka sudah jalan kaki saja. Butuh waktu lebih lama untuk ke laundry dengan berjalan kaki. Mereka tidak mengobrol di sepanjang perjalanan. Alegra tidak punya banyak topik hari ini. Dia juga sedang tidak minat berusaha mencari topik pembicaraan. Naura menggunakan sepasang earphone di telinganya. Dia mendengarkan lagu sendiri. Alegra berjalan tanpa mendengarkan lagu. Dia berjalan di belakang Naura. Mereka tidak berjalan berdampingan. Naura terus bersenandung sepanjang jalan. Alegra hanya memperhatikannya sepanjang jalan. Dia tidak mendengarkan lagu. Tapi, dia menikmati waktunya.
Mereka memasukkan baju ke dalam mesin cuci. Naura memasukkan banyak baju. Alegra hanya memasukkan beberapa potong baju yang masih kelihatan bersih. Mereka duduk di kursi di depan mesin cuci. Suara mesin cuci berputar jadi satu-satunya musik yang mereka dengar. Naura melepas earphonenya setelah mereka sampai di laundry. Keduanya duduk bersebelahan. Menatap putaran mesin cuci. Menatap air, sabun, dan baju di dalam mesin cuci. Ruangan laundry itu wangi sabun. Naura mencium wangi manis parfum Alegra. Alegra mencium wangi parfum milik Bapaknya Naura.
Keduanya diam saja. Mendengarkan nyanyian mesin cuci.
“Itu tadi baju bersih, ya?” Alegra bertanya. Ia melihat baju-baju yang Naura masukkan ke dalam mesin cuci.
“Lo juga. Masukin baju bersih, kan?”
“Kenapa?”
“Gue suka pergi ke laundry sama lo.”
Naura hanya tersenyum. Dia belum mau memberikan jawaban atas pernyataan cinta Alegra di sebelahnya.
Deep down, inside her heart, Naura juga suka pergi laundry bersama laki-laki. Tadi malam, dia bermimpi pergi ke laundey bersamanya. Dia suka mencium wangi manis Alegra bersama dengan wangi cucian bersih di laundry, mendengarkan lagu kurang terkenal, dan tertawa di antara putaran mesin cuci.
Dia akan bilang iya besok.
Dia mau pergi ke laundry bersamanya setiap hari.